Selasa, 17 Desember 2013



KEINDAHAN alam raya ciptaan TUHAN sungguh luas tak terbatas. Gunung tinggi menjulang dengan rimbun pepohonan pinus di sepanjang jalan berkelok, lembah dan ngarai, telaga jernih, padang savana, lautan lepas, pasir di sepanjang pantai, adalah serentetan keindahan yang takkan ada habisnya untuk dinikmati. Menyejukkan mata fisik, menenangkan mata batin.

Pejamkanlah mata, dengarkanlah gemericik air mengalir di selokan kecil yang memanjang di kaki bukit. Berpadu irama dengan suara pipit kecil yang bersiul riang. Hangatnya mentari pagi menyentuh kulit, sinarnya menerobos di sela-sela ranting pohon akasia yang rimbun. Sungguh menakjubkan menikmati semua sensasi keindahan yang terangkai dari titik matahari terbit sampai batas horizon.

Lalu, bilakah semua keindahan ini akan bertahan? Akankah modernitas dapat menjaga kelestarian alam? Mampukah perkembangan zaman terjadi tanpa mengikis pesona katulistiwa?. Entahlah... 

Tetapi setidaknya, memori kita dapat menjaga keindahan itu tetap utuh dalam kenangan, sekalipun keindahan itu sendiri secara nyata telah hilang dari pandangan mata. Pertanyaannya; mampukan memori itu kita bagi dengan anak-anak kita? dengan generasi penerus kita? Sepertinya sulit, karena belum ada teknologi yang dapat mentrasfer memori dari satu orang ke orang lainnya dengan metode visualisasi, layaknya file data dari satu flask disk yang dapat di copy paste ke flask disk lainnya secara visual.

Lalu apa? Kanvas! ya, Kanvas, seperti juga media dokumentasi lainnya, kanvas dapat dijadikan sebagai media untuk merekam keindahan alam, tentunya dalam bentuk lukisan. Tidak akan sesempurna aslinya, tapi setidaknya dapat menjaga memori keindahan berlangsung lebih lama bahkan dapat diwariskan pada generasi berikutnya.

Tidak semata merekam keindahan alam. Melalui kanvas, kita juga dapat mendokumentasikan gambar diri seseorang yang penting dalam kehidupan kita; orangtua, sahabat waktu kecil, ataupun tokoh idola kita. Keindahan yang tertoreh bersama mereka dapat diabadikan dalam kanvas. Sehingga walaupun jarak, waktu, maupun maut telah memisahkan, maka kehadirannya akan tetap dapat dirasakan melalui gambarnya yang ada di kanvas. Maka kerinduanpun dapatlah sedikit terobati.

Jadi, biarkanlah Kanvas berbicara. Jadikanlah KEINDAHAN dalam HIDUP, diabadikan pada KEINDAHAN dalam KANVAS.






0 komentar :

Posting Komentar